Proyek pengembangkan tujuh universitas di Indonesia yang dibiayai oleh IDB (Islamic Development Bank), yang sering disebut dengan Proyek IDB 7 in 1, memasuki tahapan yang penting. Ketujuh universitas yang tergabung dalam 7 in 1, yaitu Unlam, Untan, UNESA, UNY, Unsrat, UNG dan Unsyiah, mengadakan pertemuan rutin dua minggu sekali untuk menyusun berbagai dokumen yang diperlukan sebelum penandatanganan “loan agreement” yang direncanakan sekitar bulan Juli ini.

Pada pertemuan di Gorontalo, dengan UNG (Universitas Negeri Gorontalo) sebagai tuan rumah, dibahas finalisasi dokumen Pedoman Hibah Penelitian dan Pedoman Pengembangan Staf. Selain itu akan diselesaikan berbagai TOR kegiatan, seperti pembangunan gedung di masing-masing universitas. Pada pertemuan selanjutnya, dua minggu ke depan di Jakarta, diharapkan pra-desain gedung sudah siap.

Pada pertemuan sebelumnya di Surabaya sudah dirampungkan pula dokumen Kesiapan Kegiatan (Readiness Criteria). Dokumen ini sudah disampaikan kepada Kementerian Keuangan dan Bappenas sebagai prasyarat untuk penandatanganan loan agreement.Pertemuan di Gorontalo berlangsung 17-19 Mei 2013 di Hotel Maqna, dihadiri oleh Tim IDB masing-masing universitas dan Tim PMU dari Direktorat Belmawa Ditjen Dikti.

Perwakilan dari Unlam adalah Prof Dr Sutarto Hadi (Purek IV), Dr Ahmad Alim Bachri dan Fadly H Yusran, PhD. Pertemuan berlangsung efektif, dan tuan rumah UNG telah melayani peserta dengan baik. Di sela-sela kegiatan yang padat masih sempat membawa peserta menikmati kuliner khas Gorontalo, seperti jagung siram, sate ikan tongkol, jagung rebus dan pisang yang rasanya tiada tandingnya. Peserta juga diajak ke sentra kerajinan kain krawang khas Gorontalo.Keterangan foto:

1. Peserta pertemuan berfoto di kampus UNG
2. PIU dari universitas yang tergabung dalam IDB 7 in 1 berfoto dengan PMU